Nabi Luth sezaman dengan Nabi Ibrahim AS. ''Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.'' (QS Asy-Syu'ara [26]: 165-166).
Berkali-kali Nabi Luth menasihati kaumnya agar meninggalkan perbuatan tersebut, namun semua itu tak digubris. Sebaliknya, mereka malah mengecam dan mencaci-maki Nabi Luth. Hingga Allah mengutus dua orang malaikat untuk bertemu dengan Nabi Ibrahim dan Luth. Ketika kedua malaikat itu menceritakan maksud kedatangannya kepada Nabi Ibrahim untuk memberikan kabar gembira akan kelahiran Ishak.
Lalu, kemudian disampaikan bahwa keduanya akan melanjutkan pertemuan dengan Nabi Luth. Saat ditanya Nabi Ibrahim maksud kedatangan mereka menemui Luth, kedua malaikat itu mengatakan bahwa mereka akan mengazab kaum Luth yang melakukan perbuatan menjijikkan tersebut. (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81).
Kisah diazabnya umat Nabi Luth AS terdapat dalam surah Al Anbiya [21]: 74-75, Hud [11]: 82-83, dan Al-Qamar [54]: 33-38. Kisah kehancuran umat Luth AS ini juga diceritakan dalam Perjanjian Lama.
Atas perbuatan kaum Nabi Luth tersebut, maka Allah menghancurkan umat tersebut dengan cara dijungkirbalikkan (yang atas ke bawah, dan bawah ke atas) lalu dihujani dengan batu belerang yang terbakar secara bertubi-tubi. Lihat surah Hud [11] : 82.
Selama ribuan tahun terkubur, kini jejak atau sisa-sisa kehancuran umat Nabi Luth berhasil ditemukan oleh para ahli arkeologi di sekitar Laut Mati. Awalnya, penelitian dilakukan oleh William Albright, seorang ahli purbakala pada 1924 di sekitar Laut Mati. Beberapa orang yang bersama William Albright mencari keberadaan sisa-sisa Kota Sodom dan Gomorah, hingga akhirnya mereka menemukan situs purbakala Bab-Edh-dhra (dibaca: Babhedra).
Keberadaan umat Nabi Luth di sekitar Laut Mati ini diperkuat dengan ulasan National Geographic edisi Desember 1957. Paul Lapp dan Thomas Schaub, melakukan penggalian kembali di sekitar Laut Mati pada 1967. Dan kemudian, penggalian diteruskan oleh Werner Keller, seorang ahli arkeologi asal Jerman di sekitar Laut Mati.
0 comments:
Post a Comment