Quote:
Hipnotis Tidak Selalu Relaksasi
Beberapa orang mengira bahwa kondisi hipnotis tidak lain adalah kondisi fisik yang sangat relaks. Dengan kata lain, hipnotis hanya bisa dicapai dengan relaksasi fisik. Semakin dalam relaksasi, maka semakin dalam level kedalaman hipnotis. Pemahaman ini kurang tepat. memang benar salah satu ciri orang yang berada dalam kondisi hipnosis adalah tubuhnya tampak rileks. Namun, tubuh yang rileks belum tentu menandakan orang dalam kondisi hipnotis. Bahkan dengan teknik yang ada saat ini, kita bisa menghipnotis orang dalam kondisi bangun, tanpa orang tersebut “ditidurkan” lebih dulu.
Disamping itu, banyak sekali orang yang takut dihipnotis. Ketakutan ini wajar karena mereka belum mengenal hipnotis dari sumber yang benar. Banyak orang mengira, bahwa orang yang dihipnotis akan dikuasai pikirannya oleh orang yang menghipnotis. Opini tersebut tidak benar, karena dalam kondisi hipnotis, seseorang tetap memegang kontrol atas dirinya.
Hubungan antara Hipnotis dengan Arloji dan Spiral
Gambar Arloji hipnotis Kalau Anda perhatikan, hampir di setiap website atau brosur tentang hipnotis selalu ada. Memangnya apa sih hubungannya dengan hipnotis?
Dalam hipnotis, arloji pendulum dan gambar spiral digunakan untuk memfokuskan perhatian subyek yang akan dihipnotis. Caranya subjek diminta memandang mengikuti gerakan arloji yang diayunkan, atau fokus pada titik tengah spiral yang diputar. Subyek akan memfokuskan perhatiannya selama beberapa menit, sampai matanya terasa lelah, berat dan ingin menutup.
Peralatan ini pernah sangat populer di abad 19 sehingga menjadi ikon hipnotis sampai sekarang. Namun pada prakteknya, para praktisi hipnotis saat ini sudah jarang yang menggunakan dua peralatan tersebut karena dinilai kurang praktis dan membutuhkan waktu yang lama. Dengan perkembangan ilmu hipnotis sekarang ini, kita bisa menghipnotis orang lain tanpa peralatan apapun.
Beberapa orang mengira bahwa kondisi hipnotis tidak lain adalah kondisi fisik yang sangat relaks. Dengan kata lain, hipnotis hanya bisa dicapai dengan relaksasi fisik. Semakin dalam relaksasi, maka semakin dalam level kedalaman hipnotis. Pemahaman ini kurang tepat. memang benar salah satu ciri orang yang berada dalam kondisi hipnosis adalah tubuhnya tampak rileks. Namun, tubuh yang rileks belum tentu menandakan orang dalam kondisi hipnotis. Bahkan dengan teknik yang ada saat ini, kita bisa menghipnotis orang dalam kondisi bangun, tanpa orang tersebut “ditidurkan” lebih dulu.
Disamping itu, banyak sekali orang yang takut dihipnotis. Ketakutan ini wajar karena mereka belum mengenal hipnotis dari sumber yang benar. Banyak orang mengira, bahwa orang yang dihipnotis akan dikuasai pikirannya oleh orang yang menghipnotis. Opini tersebut tidak benar, karena dalam kondisi hipnotis, seseorang tetap memegang kontrol atas dirinya.
Hubungan antara Hipnotis dengan Arloji dan Spiral
Gambar Arloji hipnotis Kalau Anda perhatikan, hampir di setiap website atau brosur tentang hipnotis selalu ada. Memangnya apa sih hubungannya dengan hipnotis?
Dalam hipnotis, arloji pendulum dan gambar spiral digunakan untuk memfokuskan perhatian subyek yang akan dihipnotis. Caranya subjek diminta memandang mengikuti gerakan arloji yang diayunkan, atau fokus pada titik tengah spiral yang diputar. Subyek akan memfokuskan perhatiannya selama beberapa menit, sampai matanya terasa lelah, berat dan ingin menutup.
Peralatan ini pernah sangat populer di abad 19 sehingga menjadi ikon hipnotis sampai sekarang. Namun pada prakteknya, para praktisi hipnotis saat ini sudah jarang yang menggunakan dua peralatan tersebut karena dinilai kurang praktis dan membutuhkan waktu yang lama. Dengan perkembangan ilmu hipnotis sekarang ini, kita bisa menghipnotis orang lain tanpa peralatan apapun.
Quote:
Term and Definition Banyak orang yang belum memahami istilah hipnotis dengan benar. Beberapa term di bawah ini perlu Anda pahami definisinya. * Hipnotis / hipnotism = Boleh diartikan sebagai ilmu untuk menghipnotis. Definisi secara lengkap seperti yang sudah dijelaskan diatas. * Hipnotist = Orang yang melakukan hipnosis atau “juru hipnotis”. * Hipnotis adalah terjemahan dari hypnotize (verb) yang artinya “melakukan hipnotis” * Hypnotherapy = Aplikasi hipnotis untuk terapi pengobatan. * Hypnotherapist = Orang yang ahli menggunakan hipnotis untuk terapi. * Subyek / Klien / Suyet = Orang yang dihipnotis * Sugesti = Perintah atau saran yang diberikan hipnotist kepada subjek. * Emosi = Perasaan. Perlu dipahami, kata “emosi” dalam bahasa percakapan orang indonesia diartikan sebagai “kondisi marah”. Namun arti sebenarnya emosi adalah perasaan. Emosi digunakan untuk menyebut semua jenis perasaan. Senang, bahagia, sakit, sedih, kecewa, takut dan marah adalah jenis-jenis emosi. |
Salah Paham Tentang Hipnotis
Di era kebebasan informasi sekarang ini, salah paham tentang hipnotis masih banyak terjadi. Bukan hanya di Indonesia, persepsi bahwa hipnotis adalah kejahatan plus sihir juga terjadi Amerika dan negara-negara lainnya.
Cobalah tanyakan kepada 10 orang awam di sekitar Anda, “Apa itu hipnotis?”. Kemungkinan besar mereka akan menjawab semacam ini: “Hipnotis adalah ilmu hitam yang digunakan kejahatan dengan cara membuat korban tidak sadar dan menuruti perintah orang yang menghipnotis”.
Salah persepsi svengali miskonsepsi hipnotis
Tahun 1894, George du Maurier membuat novel yang bercerita tentang seorang tokoh jahat bernama Svengali. Svengali punya kekuatan mistis yang bisa menguasai pikiran orang lain. Novel ini sukses, dan kemudian dibuat film pada tahun 1933. Film ini pun ditonton jutaan orang. Sejak saat itu, Svengali seolah-olah menjadi ikon hipnotis. Masyarakat secara tidak sadar menjadi takut dengan hipnotis. Novel dan film Svengali berhasil menciptakan kesalah-pahaman besar terhadap hipnotis.
Svengali hanyalah yang pertama. Setelah Svengali, ada puluhan film lain yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap hipnotis. Di Indonesia sendiri ada beberapa sinetron yang menimbulkan kesan bahwa hipnotis adalah kejahatan atau ilmu hitam.
Pencitraan dan penggunaan kata yang salah pada berita yang dimuat di surat kabar, radio dan televisi juga sangat berpotensi memperbesar miskonsepsi dan ketakutan masyarakat terhadap hipnotis. Sampai hari ini, masih sering ditulis di koran bahwa ada kejahatan menggunakan hipnotis. Cobalah Anda cari di Google dengan kata kunci “korban hipnotis” atau “kejahatan hipnotis”, maka Anda akan menemukan ratusan artikel kasus kejahatan yang dikatakan menggunakan hipnotis. Padahal sebenarnya hipnotis tidak bisa digunakan untuk kejahatan semacam itu.
Menurut pengamatan kami, sebagian praktek kejahatan yang diberitakan sebagai kejahatan hipnotis sebenarnya adalah pembiusan atau penipuan belaka yang memanfaatkan kelemahan korban. Mungkin ada baiknya apabila rekan-rekan di media masa memahami apa itu hipnotis dan bedanya dengan penipuan supaya mereka bisa menggunakan kata “hipnotis” secara bijaksana dan pada tempatnya.
Di bawah ini coba sebutkan beberapa miskonsepsi hipnotis, disertai dengan penjelasan yang benar mengenai miskonsepsi tersebut.
Miskonsepsi : Hipnotist (orang yang menghipnotis) menggunakan kekuatan supranatural tertentu yang bisa mempengaruhi atau mengendalikan pikiran orang lain.
Hipnotis adalah ilmu pengetahuan yang ilmiah walaupun terlihat misterius bagi orang yang belum mengenalnya. Seorang ahli hipnotis tidak menggunakan kekuatan supranatural, gaib, mistik, bantuan jin dan sebagainya. hipnotis menggunakan kekuatan sugesti atau pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik khusus. Satu-satunya kekuatan dalam hipnotis adalah kata-kata dan pemahaman bahasa.
Anda hanya bisa terhipnotis jika anda memahami bahasa orang yang menghipnotis anda. Misalnya ada pakar hipnotis dari Amerika datang untuk menghipnotis orang Indonesia, maka yang bisa terhipnotis hanya orang yang memahami Bahasa Inggris saja. Sugesti disampaikan melalui kata-kata, dan kata-kata tersebut harus dipahami oleh orang yang dihipnotis.
Di era kebebasan informasi sekarang ini, salah paham tentang hipnotis masih banyak terjadi. Bukan hanya di Indonesia, persepsi bahwa hipnotis adalah kejahatan plus sihir juga terjadi Amerika dan negara-negara lainnya.
Cobalah tanyakan kepada 10 orang awam di sekitar Anda, “Apa itu hipnotis?”. Kemungkinan besar mereka akan menjawab semacam ini: “Hipnotis adalah ilmu hitam yang digunakan kejahatan dengan cara membuat korban tidak sadar dan menuruti perintah orang yang menghipnotis”.
Salah persepsi svengali miskonsepsi hipnotis
Tahun 1894, George du Maurier membuat novel yang bercerita tentang seorang tokoh jahat bernama Svengali. Svengali punya kekuatan mistis yang bisa menguasai pikiran orang lain. Novel ini sukses, dan kemudian dibuat film pada tahun 1933. Film ini pun ditonton jutaan orang. Sejak saat itu, Svengali seolah-olah menjadi ikon hipnotis. Masyarakat secara tidak sadar menjadi takut dengan hipnotis. Novel dan film Svengali berhasil menciptakan kesalah-pahaman besar terhadap hipnotis.
Svengali hanyalah yang pertama. Setelah Svengali, ada puluhan film lain yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap hipnotis. Di Indonesia sendiri ada beberapa sinetron yang menimbulkan kesan bahwa hipnotis adalah kejahatan atau ilmu hitam.
Pencitraan dan penggunaan kata yang salah pada berita yang dimuat di surat kabar, radio dan televisi juga sangat berpotensi memperbesar miskonsepsi dan ketakutan masyarakat terhadap hipnotis. Sampai hari ini, masih sering ditulis di koran bahwa ada kejahatan menggunakan hipnotis. Cobalah Anda cari di Google dengan kata kunci “korban hipnotis” atau “kejahatan hipnotis”, maka Anda akan menemukan ratusan artikel kasus kejahatan yang dikatakan menggunakan hipnotis. Padahal sebenarnya hipnotis tidak bisa digunakan untuk kejahatan semacam itu.
Menurut pengamatan kami, sebagian praktek kejahatan yang diberitakan sebagai kejahatan hipnotis sebenarnya adalah pembiusan atau penipuan belaka yang memanfaatkan kelemahan korban. Mungkin ada baiknya apabila rekan-rekan di media masa memahami apa itu hipnotis dan bedanya dengan penipuan supaya mereka bisa menggunakan kata “hipnotis” secara bijaksana dan pada tempatnya.
Di bawah ini coba sebutkan beberapa miskonsepsi hipnotis, disertai dengan penjelasan yang benar mengenai miskonsepsi tersebut.
Miskonsepsi : Hipnotist (orang yang menghipnotis) menggunakan kekuatan supranatural tertentu yang bisa mempengaruhi atau mengendalikan pikiran orang lain.
Hipnotis adalah ilmu pengetahuan yang ilmiah walaupun terlihat misterius bagi orang yang belum mengenalnya. Seorang ahli hipnotis tidak menggunakan kekuatan supranatural, gaib, mistik, bantuan jin dan sebagainya. hipnotis menggunakan kekuatan sugesti atau pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik-teknik khusus. Satu-satunya kekuatan dalam hipnotis adalah kata-kata dan pemahaman bahasa.
Anda hanya bisa terhipnotis jika anda memahami bahasa orang yang menghipnotis anda. Misalnya ada pakar hipnotis dari Amerika datang untuk menghipnotis orang Indonesia, maka yang bisa terhipnotis hanya orang yang memahami Bahasa Inggris saja. Sugesti disampaikan melalui kata-kata, dan kata-kata tersebut harus dipahami oleh orang yang dihipnotis.
SUMBER
0 comments:
Post a Comment