Tuesday, March 2, 2010

Perayaan Cap Go Meh di Sungailiat Bangka Belitung 2010 Pecahkan Rekor MURI

Replika naga berlapis kue keranjang di Desa Air Kenanga Kecamatan Sungailat, memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), Sabtu (27/2) malam.

“Sebelumnya, rekor replika yang sama pernah pecah di Singkawang, Kalimantan Barat sepanjang 298 meter,” demikian perwakilan MURI, Ngadri mengungkapkan dalam sambutannya.

Rekor replika naga yang terjadi di Air Kenanga (-/+350 meter) di Provinsi Bangka Belitung ini menurutnya merupakan rekor ke 4.160 dari berbagai rekor yang pernah tercatat oleh MURI.

“Banyak peristiwa yang tercatat selama Imlek berlangsung, di antaranya pembagian angpao terbanyak di Jakarta, lampion dan kue keranjang terbesar di Singkawang, Kalimantan Barat,” lanjut Ngadri.

Adapun pencetus ide pembuatan replika naga, Chin Kwet Chun mengungkapkan bahwa naga merupakan lambang dari kemakmuran, kegagahan dan kejayaan.

“Proses pembuatan replika naga ini memakan waktu 12 hari dan dibuat oleh 25 orang warga Simarat dan Toboali. Biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 95.868.000 diberikan oleh Pemprov Bangka Belitung dan Pemda Kabupaten Bangka serta sumbangan dari swadaya masyarakat,” jelas Chin Kwet Chun di sela acara.

Menurut putra kelahiran Pemali yang juga dikenal sebagai pencipta sekaligus penyanyi lagu daerah Bangka Berbahasa Khek, waktu yang ideal untuk pembuatan replika tersebut diperlukan sekitar satu hingga dua bulan.

“Replika ini dibuat secara dadakan, sebab dua minggu yang lalu kita dapat perintah dari gubernur dan bupati untuk membuat icon ini. Makanya kami lembur sampai malam mengerjakan replika ini. Kendala yang kami alami dalam proses pembuatan ini hanyalah keadaan cuaca. Jika hujan terpaksa berhenti sebentar hingga menunggu hujan reda,” jelasnya, seraya menambahkan, replika naga ini terbuat dari bambu, kayu, kertas, serta lem sagu sebagai perekat.

Sementara sang pembuat kue keranjang, Ahong mengaku kue keranjang yang dibuatnya sebanyak 20.800. Tetapi yang ditempel sebanyak 20 ribu saja.

“Pembuatnya empat orang ibu-ibu dan seorang pria warga Kuday Selatan, Samratulangi dan Teluk Uber,” ujarnya.

Ahong menuturkan, kue keranjang merupakan adat Tiongkok yang diyakini berfungsi untuk menempel langit supaya tidak hujan. “Ini merupakan budaya leluhur,” lanjutnya.

Untuk mengerjakan 20.800 kue keranjang ini, Ahong mengaku membutuhkan waktu selama 10 hari.

Pantauan harian ini, usai Festival Ceria Imlek 2010 berlangsung kue keranjang menjadi bahan rebutan pengunjung.

Sebelumnya, sekitar pukul 17.00 WIB jalan masuk menuju YPK Air Kenanga, Sungailiat terlihat mulai dipadati pengunjung. Meski sempat tiga kali mati listrik dalam waktu cukup lama sesaat sebelum acara berlangsung, namun panitia berhasil mengantisipasi kekurangan daya listrik sepanjang acara berlangsung dari pukul 19.15 WIB hingga usai.

Tampak hadir perwakilan Duta Besar China untuk Indonesia Yang Ung Chu, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Sri Rahayu Budiarti, Anggota DPR RI asal Babel Basuki Tjahya Purnama, Sekda Provinsi Bangka Belitung Imam Mardi Nugroho, Kepala Dinas Parisiwata Provinsi Yan Megawandi, Bupati Bangka Yusroni Yazid dan jajarannya. Acara diisi dengan Pesta Kembang Api skt -/+30 menit, Barong Melayu gabungan grup barongsai Naga Mas dan Naga Sakti serta Sanggar Pesona Wangka Sungailiat, Grup Dambus Mekar Sari Desa Mendo Kecamatan Mendobarat dan sanggar dari Belinyu. Juga turut serta grup Taichi dari Pangkalpinang, Tari Gendang Beling dari Lombok, dansa dari PPKB (Paguyuban Peduli Kenanga Bersatu), koor dari SMA Setia Budi.

Sumber Bangka Pos

Ini beberapa fotonya :

Spoiler for :











Spoiler for :


Ini rekaman videonya

Replika Naga



Repost from : Kaskus

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
 

© Bluberry Template Copyright by Blognya Gado-Gado

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks