Spoiler for GADO-GADO FLASH NEWS:
Gado-gado merupakan salah satu makanan asli dari Indonesia yang terbuat dari campuran sayur-sayuran yang direbus dan dicampur jadi satu. Kemudian ditambah dengan bumbu atau saus dari kacang tanah yang dihaluskan dengan disertai irisan telur dan di atasnya ditaburkan bawang goreng dan sedikit emping goreng serta kerupuk. Gado-gado juga dapat dimakan bersama dengan lontong atau nasi. Seperti itulah gado-gado, makanan yang sangat popular di kalangan masyarakat Indonesia. Di semua sudut wilayah dan daerah kita bisa dengan mudah menemukan warung atau penjual gado-gado baik yang berkelas kaki lima maupun kelas restoran mewah.
Dalam mengembangkan usaha gado-gado, yang menjadi perhatian utama adalah pemilihan dan penggunaan sayuran yang segar dan dengan kondisi yang baik. Harus dihindari menggunakan sayuran yang layu, rusak, atau busuk. Setelah itu, sebelum sayuran tersebut direbus harus dicuci terlebih dahulu. Hal lain yang menjadi perhatian juga adalah penggunaan kacang tanah. Kacang tanah yang digunakan untuk membuat bumbu harus segar dan tidak apek. Dan sebaiknya kacang tersebut digoreng pada hari yang sama sehingga masih renyah dan mudah diolah.
Tempat yang strategis juga berpengaruh terhadap ramai atau tidaknya usaha gado-gado yang nantinya akan dijalankan. Selama ini, para penjual gado-gado banyak ditemui di tempat-tempat seperti perumahan, perkantoran, pasar, dan juga kampus. Tempat-tempat seperti itulah dengan mobilitas orang yang tinggi sangat memungkinkan dengan cepat usaha gado-gado akan cepat dikenal.
Perlengkapan yang digunakan untuk membuka usaha gado-gado juga tergolong sederhana. Diantaranya gerobak atau menggunakan meja yang sudah dilengkapi dengan etalase. Serta menggunakan perlatan tempur memasak seperti cobek batu untuk menghaluskan bumbu, aneka wadah sayuran, peralatan memasak (kompor, tabung gas, dan panci), kemudian juga menggunakan peralatan memasak seperti piring, gelas, sendok, dan garpu.
Untuk langkah awal yang harus dilakuakan untuk mengenalkan usaha gado-gado ini ke masyarakat adalah perlunya promosi. Walaupun sebenarnya, kebanyakan usaha-usaha kuliner promosinya melalui mulut ke mulut dari para pelanggan yang pernah mencicipi masakan tersebut. Berarti kualitas rasa yang lezat memang harus menjadi garda depan agar tidak mengecewakan pelanggan. Dan aktivitas promosi sebaiknya juga dilakukan dengan memberikan nama dari tempat usaha yang dijalankan. Hal tersebut menjadi faktor penting untuk identitas usaha. Nama usaha bisa diambil dari nama jalan atau daerah tempat berjualan, atau nama-nama yang mudah dan bisa menarik rasa penasaran dari para pelanggan.
Selama ini kebanyakan tempat usaha gado-gado menjual makanan tersebut dalam kisaran cukup murah, yaitu Rp. 4.000,00-Rp. 5.000,00 tergantung dari lokasi dimana berjualan. Di beberapa lokasi seperti di daerah sekitaran perkantoran, harga bisa sedikit dinaikkan. Sementara jika lokasi berada di lingkungan kampus, sebaiknya harga yang dipatok juga jangan terlalu tinggi. Dan setiap usaha pastilah ada resiko yang menyertainya, dan untuk usaha gado-gado ini resiko yang sering terjadi adalah daya tahan sayuran yang sudah direbus itu cukup singkat dan harus habis dikonsumsi dalam satu hari. Sehingga untuk menghindari kerugian, sebaiknya sayuran direbus secara bertahap.
Dalam mengembangkan usaha gado-gado, yang menjadi perhatian utama adalah pemilihan dan penggunaan sayuran yang segar dan dengan kondisi yang baik. Harus dihindari menggunakan sayuran yang layu, rusak, atau busuk. Setelah itu, sebelum sayuran tersebut direbus harus dicuci terlebih dahulu. Hal lain yang menjadi perhatian juga adalah penggunaan kacang tanah. Kacang tanah yang digunakan untuk membuat bumbu harus segar dan tidak apek. Dan sebaiknya kacang tersebut digoreng pada hari yang sama sehingga masih renyah dan mudah diolah.
Tempat yang strategis juga berpengaruh terhadap ramai atau tidaknya usaha gado-gado yang nantinya akan dijalankan. Selama ini, para penjual gado-gado banyak ditemui di tempat-tempat seperti perumahan, perkantoran, pasar, dan juga kampus. Tempat-tempat seperti itulah dengan mobilitas orang yang tinggi sangat memungkinkan dengan cepat usaha gado-gado akan cepat dikenal.
Perlengkapan yang digunakan untuk membuka usaha gado-gado juga tergolong sederhana. Diantaranya gerobak atau menggunakan meja yang sudah dilengkapi dengan etalase. Serta menggunakan perlatan tempur memasak seperti cobek batu untuk menghaluskan bumbu, aneka wadah sayuran, peralatan memasak (kompor, tabung gas, dan panci), kemudian juga menggunakan peralatan memasak seperti piring, gelas, sendok, dan garpu.
Untuk langkah awal yang harus dilakuakan untuk mengenalkan usaha gado-gado ini ke masyarakat adalah perlunya promosi. Walaupun sebenarnya, kebanyakan usaha-usaha kuliner promosinya melalui mulut ke mulut dari para pelanggan yang pernah mencicipi masakan tersebut. Berarti kualitas rasa yang lezat memang harus menjadi garda depan agar tidak mengecewakan pelanggan. Dan aktivitas promosi sebaiknya juga dilakukan dengan memberikan nama dari tempat usaha yang dijalankan. Hal tersebut menjadi faktor penting untuk identitas usaha. Nama usaha bisa diambil dari nama jalan atau daerah tempat berjualan, atau nama-nama yang mudah dan bisa menarik rasa penasaran dari para pelanggan.
Selama ini kebanyakan tempat usaha gado-gado menjual makanan tersebut dalam kisaran cukup murah, yaitu Rp. 4.000,00-Rp. 5.000,00 tergantung dari lokasi dimana berjualan. Di beberapa lokasi seperti di daerah sekitaran perkantoran, harga bisa sedikit dinaikkan. Sementara jika lokasi berada di lingkungan kampus, sebaiknya harga yang dipatok juga jangan terlalu tinggi. Dan setiap usaha pastilah ada resiko yang menyertainya, dan untuk usaha gado-gado ini resiko yang sering terjadi adalah daya tahan sayuran yang sudah direbus itu cukup singkat dan harus habis dikonsumsi dalam satu hari. Sehingga untuk menghindari kerugian, sebaiknya sayuran direbus secara bertahap.
RESEP :
Spoiler for RESEP GADO-GADO:
Bahan:
* 50 gram tauge, buang akarnya, seduh dengan air mendidih, tiriskan
* 150 gram kangkung, potong, rebus, tiriskan
* 150 gram bayam, petik daunnya, rebus, tiriskan
* 200 gram pare, buang bijinya, rebus
* 1 buah labu siam, rebus
* 1 buah tahu, goreng
* 1 potong tempe, goreng
* 1-2 sdm bawang goreng
* 3 butir telur, rebus, kupas
* emping dan kerupuk
Bumbu Saus:
* 200 gram kacang tanah, goreng
* 2 buah cabai merah
* 5 buah cabai rawit
* 1 sdt garam
* ½ sdt terasi
* 200 cc air matang
Cara Membuat:
* 50 gram tauge, buang akarnya, seduh dengan air mendidih, tiriskan
* 150 gram kangkung, potong, rebus, tiriskan
* 150 gram bayam, petik daunnya, rebus, tiriskan
* 200 gram pare, buang bijinya, rebus
* 1 buah labu siam, rebus
* 1 buah tahu, goreng
* 1 potong tempe, goreng
* 1-2 sdm bawang goreng
* 3 butir telur, rebus, kupas
* emping dan kerupuk
Bumbu Saus:
* 200 gram kacang tanah, goreng
* 2 buah cabai merah
* 5 buah cabai rawit
* 1 sdt garam
* ½ sdt terasi
* 200 cc air matang
Cara Membuat:
* Saus/ bumbu: Campur semua bahan kecuali air matang, dicampur dan diulek halus. Setelah halus, baru masukkan air matang. Aduk rata kemudian masak sampai mendidih sambil diaduk, angkat.
* Campur Saus/ bumbu, sayuran, tahu dan tempe, aduk rata
* Hidangkan dalam pinggan, tambahkan potongan telur, taburi bawang goreng dan remasan kerupuk atau emping di atasnya.
* Catatan: Bahan saus yang telah dihaluskan boleh dididihkan dengan 350 cc santan encer atau air. Saus ini lebih tahan lama karena seluruh bumbunya matang
* Campur Saus/ bumbu, sayuran, tahu dan tempe, aduk rata
* Hidangkan dalam pinggan, tambahkan potongan telur, taburi bawang goreng dan remasan kerupuk atau emping di atasnya.
* Catatan: Bahan saus yang telah dihaluskan boleh dididihkan dengan 350 cc santan encer atau air. Saus ini lebih tahan lama karena seluruh bumbunya matang
TERTARIK JD TUKANG GADO-GADO ???
Spoiler for ANALISA EKONOMI GADO-GADO:
Asumsi
1. Masa pakai gerobak 3 tahun
2. Masa pakai perlatan masak, meja, dan kursi 2 tahun
3. Masa pakai perlatan makan, cobek, dan ulekan 1 tahun
a.Biaya investasi
Gerobak Rp. 2.000.000
Peralatan masak Rp. 500.000
Peralatan makan Rp. 150.000
Meja dan kursi Rp. 350.000
Cobek dan ulekan Rp. 100.000
Total investasi Rp. 3.100.000
b. Biaya operasional per bulan
1. Biaya tetap
Penyusutan gerobak 1/36 x Rp.2.000.000 Rp. 55.600
Penyusutan peralatan masak 1/24 x Rp. 500.000 Rp. 20.800
Penyusutan peralatn makan 1/12 x Rp. 150.000 Rp. 12.500
Penyusutan meja dan kursi 1/24 x Rp. 350.000 Rp. 14.600
Penyusutan cobek dan ulekan 1/12 x Rp.100.000 Rp. 8.300
Upah karyawan 1 orang Rp. 750.000
Total biaya tetap Rp. 861.800
2. Biaya variabel
Sayuran, tahu tempe (Rp.150.000/hari x 30 hari) Rp. 4.500.000
Kacang tanah (5 kg x Rp.12.000/kg x 30 hari) Rp. 1.800.000
Bumbu (cabai, terasi, dan guma merah)
Rp. 20.000/hari x 30 hari) Rp. 600.000
Cuka (Rp.8.000/minggu x 4 minggu) Rp. 32.000
Lontong (Rp.50.000 x 30 hari) Rp. 1.500.000
Kertas dan plastic (Rp.10.000/hari x 30 hari) Rp. 300.000
Air mineral Rp. 20.000/minggu x 4 minggu) Rp. 80.000
Transportasi (Rp.5.000/hari x 30 hari) Rp. 150.000
Gas isi 3 kg (1 tabung x Rp.13.000/tbng x 30 hr) Rp. 390.000
Total biaya variable Rp. 8.812.000
Total biaya operasional Rp. 9.673.800
c. Penerimaan per bulan
Gado-gado Rp.5.000/porsi x 80 porsi x 30 hari Rp. 12.000.000
d. Keuntungan per bulan
Keuntungan = Total penerimaan-total biaya operasional
= Rp. 12.000.000-Rp. 9.673.800
= Rp. 2.326.200
e. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total penerimaan:Total biaya operasional
= Rp.12.000.000 : Rp.9.673.800
= 1,24
f. Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi:keuntungan x 1 bulan)
= (Rp. 3.100.000 : Rp. 2.326.200) x 1 bulan
= 1,33 bulan
1. Masa pakai gerobak 3 tahun
2. Masa pakai perlatan masak, meja, dan kursi 2 tahun
3. Masa pakai perlatan makan, cobek, dan ulekan 1 tahun
a.Biaya investasi
Gerobak Rp. 2.000.000
Peralatan masak Rp. 500.000
Peralatan makan Rp. 150.000
Meja dan kursi Rp. 350.000
Cobek dan ulekan Rp. 100.000
Total investasi Rp. 3.100.000
b. Biaya operasional per bulan
1. Biaya tetap
Penyusutan gerobak 1/36 x Rp.2.000.000 Rp. 55.600
Penyusutan peralatan masak 1/24 x Rp. 500.000 Rp. 20.800
Penyusutan peralatn makan 1/12 x Rp. 150.000 Rp. 12.500
Penyusutan meja dan kursi 1/24 x Rp. 350.000 Rp. 14.600
Penyusutan cobek dan ulekan 1/12 x Rp.100.000 Rp. 8.300
Upah karyawan 1 orang Rp. 750.000
Total biaya tetap Rp. 861.800
2. Biaya variabel
Sayuran, tahu tempe (Rp.150.000/hari x 30 hari) Rp. 4.500.000
Kacang tanah (5 kg x Rp.12.000/kg x 30 hari) Rp. 1.800.000
Bumbu (cabai, terasi, dan guma merah)
Rp. 20.000/hari x 30 hari) Rp. 600.000
Cuka (Rp.8.000/minggu x 4 minggu) Rp. 32.000
Lontong (Rp.50.000 x 30 hari) Rp. 1.500.000
Kertas dan plastic (Rp.10.000/hari x 30 hari) Rp. 300.000
Air mineral Rp. 20.000/minggu x 4 minggu) Rp. 80.000
Transportasi (Rp.5.000/hari x 30 hari) Rp. 150.000
Gas isi 3 kg (1 tabung x Rp.13.000/tbng x 30 hr) Rp. 390.000
Total biaya variable Rp. 8.812.000
Total biaya operasional Rp. 9.673.800
c. Penerimaan per bulan
Gado-gado Rp.5.000/porsi x 80 porsi x 30 hari Rp. 12.000.000
d. Keuntungan per bulan
Keuntungan = Total penerimaan-total biaya operasional
= Rp. 12.000.000-Rp. 9.673.800
= Rp. 2.326.200
e. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total penerimaan:Total biaya operasional
= Rp.12.000.000 : Rp.9.673.800
= 1,24
f. Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi:keuntungan x 1 bulan)
= (Rp. 3.100.000 : Rp. 2.326.200) x 1 bulan
= 1,33 bulan
Spoiler for GADO-GADO:
0 comments:
Post a Comment